Menumpuknya flek di dalam arteri koroner dapat
menyebabkan penyakit jantung koroner
(PJK) atau bisa disebut Coronary Heart Disease (CHD) atau penyakit Coronary
Artery Disease (CAD) sehingga terjadi penyempitan atau sumbatan yang
mengakibatkan suplai oksigen ke otot jantung menurun (Ghani, 2016). Penyakit
jantung koroner (PJK) merupakan salah satu gangguan pada fungsi jantung yang di
akibatkan oleh otot jantung yang kekurangan darah karena terjadi penyempitan
pada pembuluh darah koroner. Adanya penyumbatan pembuluh darah pada arteri
koroner merupakan penyebab dari PJK (Putri, 2018). Nyeri dada atau dada terasa
tertekan berat dan tidak nyaman
merupakan tanda secara klinis yang terjadi ketika sedang kerja berat
ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan
jauh. Secara umum penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang paling sering
terjadi (Rampengan, 2012).
Kematian akibat penyakit jantung sebanyak 80% di
negara berpendapatan rendah dan menengah. (Delima et al., 2010 dalam Putri
(2018). Pada tahun 2015 angka kematian mencapai 8,7 juta kasus disebabkan oleh
PJK, sehingga PJK di kawasan Asia Tenggara menjadi penyakit yang mematikan
salah satu negaranya adalah Indonesia (WHO, 2017). Berdasarkan data prevelensi
yang didiagnosis dokter di Indonesia menderita penyakit jantung koroner sebesar
1,5 % atau 15 dari 1000 penduduk (RISKESDAS, 2018). Data dari Kementerian
Kesehatan Indonesia pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2018) penyakit jantung
koroner juga lebih sering terjadi pada seseorang dengan tamatan Pendidikan
seperti D1/D2/D3/PT sebanyak 2,1% dan selain itu sebanyak 2,7% pada pekerja
PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD.
Penyakit jantung koroner disebabkan karena
ketidakseimbangan pasokan oksigen ke miokard, sehingga terasa nyeri pada dada.
Hal tersebut biasanya dipicu oleh latihan fisik dan mereda dengan istirahat.
Dengan istirahat atau minum obat nitrat nyeri akan membaik atau hilang
(Hendrianto, 2014). Kerusakan jaringan yang aktual dan potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan merupakan pengalaman sensori dan emosional yang
tidak menyenangkan pada saat nyeri muncul. Sehingga terjadi pelepasan mediator
nyeri meliputi histamin, brandikinin, asetilkolin, dan substansi prostaglandin
yang merangsang saraf aferen (nociceptor) atau respon nyeri kemudian
menghantarkan serabut A (A delta) dan serabut C (C fiber) menuju medulla
spinalis dan akan dipancarkan ke korteks serebri sehingga terjadinya persepsi
nyeri. Nyeri biasanya terlokalisasi, namun rasa nyeri tersebut dapat menyebar
ke dagu, leher, bahu, dan ekstremitas atas (Smeltzer, 2010). Penangganan nyeri
harus meliputi keseluruhan. Apabila nyeri tidak teratasi segera maka akan
timbul masalah lain, yaitu gangguan pola tidur, intoleransi aktivitas dan
ansietas. Nyeri dapat diukur dengan skala deskritif, skala numerik, dan skala
analog visual (Andarmoyo, 2013).
Penangganan pasien dilakukan baik secara psikologis,
sosial, fisik, budaya dan spiritual. Sebagai umat islam pendekatan spiritual
menjadi cara yang cukup efektif dalam membantu mempercepat pemulihan atau
penyembuhan pasien. Intervensi yang dilakukan dalam mengatasi penyakit jantung
koroner dengan masalah nyeri akut untuk menentukan indikator yang akan dicapai
dari Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yaitu mengkaji nyeri
secara komprehensif yaitu, lokasi, karakteristik, frekuensi, durasi, faktor
presipitasi dan kualitas mengontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri,
menganjarkan teknik non farmakologi yaitu dengan teknik distraksi pengalihan
nyeri salah satunya dengan mendengarkan murottal Al-Quran.
Penilitian menurut Priyanto & Idia Indar Anggraeni
(2019) yang berjudul Perbedaan Tingkat Nyeri Dada Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi Murottal Al-Quran yang
membahas tentang perbedaan tingkat nyeri dada sebelum dan setelah dilakukan
terapi non farmakologi dengan cara terapi murottal Al-Qur’an di ruang ICU RSUD
Tidar Magelang. Pre-experimental merupakan metode yang digunakan penulis dan
menggunkan desain one group Pre-test dan Post-test. Sedangkan accidental sampling
adalah metode sampling yang digunakan. Pada penelitian ini jumlah sampel yang
dibutuhkan sebanyak 17 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Numeric
Rating Scale. Surat Al-Quran yang diberikan adalah surat Ar-Rahman dan
diberikan sekali dalam 20 menit. Dengan menggunakan uji paired sample T-test dalam menganalisis
data diperoleh nilai p value sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam melakukan tindakan terapi murottal terdapat perbedaan
yang berpengaruh dalam tingkat nyeri dada sebelum dan setelah diberikan terapi
murottal Al-Qur’an.
Penelitian menurut Febriani, Tria & Alfi Ari FR
(2019) yang berjudul Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Acute Coronary Syndrome (ACS) dengan Intervensi
Inovasi Thai Massage Kombinasi Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dada di Ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU)
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda 2019 yang membahas tentang penagganan
nyeri non farmakologi dengan cara thai massage (pijat) dengan kombinasi
murottal Al-Quran surah Ar-Rahman. Skala
pengukuran yang digunakan dalam penilaian pre dan post terapi inovasi thai
massage dan murottal Al-Quran surah Ar-Rahman yang dilakukan pada pasien dengan
nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dalam pengukuran terapi inovasi
yang dilakukan oleh penulis. Teknik yang digunakan dalam intervensi yaitu
menggunakan teknik thai massage sambal mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran
surah Ar-rahman dengan durasi 20 menit pemijatan dan dilakukan sekali dalam
sehari.Dengan mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi untuk
membandingkan hasil intervensi. Didapatkan hasil yang menunjukkan adanya perubahan
skala nyeri pre dan post intervensi.
Hari pertama terdapat penurunan tingkat nyeri dari
skala 9 turun menjadi skala 6 setelah intervensi, hari kedua dari skala 6 turun
menjadi skala 4 setelah intervensi, dan hari ketiga turun dari skala 3 menjadi
skala 2, menunjukkan bahwa intervensi inovasi Thai Massage dengan kombinasi
Murottal Al-Quran surah Ar-Rahman memiliki dampak dalam menurunkan intensitas
nyeri dada. Didapatkan hasil pvalue = 0.001 yang menyatakan bahwa Murottal
Al-Quran dapat mengurangi nyeri dada di Ruang Intensive Cardiac Care Unit
(ICCU) RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Penyakit jantung koroner (PJK) atau bisa disebut Coronary
Heart Disease (CHD) atau penyakit Coronary Artery Disease (CAD) merupakan penyakit yang disebabkan adanya plak yang
menumpuk di dalam arteri koroner sehingga terjadi penyempitan atau sumbatan
yang mensuplai oksigen ke otot jantung (Ghani, 2016). Menurut Pratiwi, (2011)
aterosklerosis dan thrombosis penyebab terjadinya penyakit jantung koroner pada
prinsipnya. Sering ditemukan bahwa penyebab penyakit arteri koroner adalah
aterosklerosis. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid secara progresif
mempersempit lumen pembuluh darah meningkat sehingga dapat membahayakan aliran darah pada miokardium.
Dan trombosis merupakan pengerasan pembuluh darah dan endapan lemak yang
menganggu lalu menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah karena robekan dari
dinding-dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan serangan jantung secara
mendadak, jika pembuluh darah tersumbat di otak maka menyebabkan stroke.
Pada aliran darah, lemak diangkut dengan menempel pada
protein yang disebut apoprotein. Keadaan hiperlipedemia dapat merusak
endotelium arteri. Lesi yang kaya lipid biasanya tidak stabil dan cenderung
robek serta terbuka. Debris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan
menyumbat arteri dan kapiler apabila fibrosa pembungkus plak pecah (ruptur
plak). Akibatnya otot jantung di daerah tersebut mengalami gangguan aliran
darah dan dapat menimbulkan aliran oksigen ke otot jantung berkurang. Hal
tersebut mengakibatkan sel miokardium menjadi iskemik sehingga hipoksia.
Mengakibatkan proses pada miokardium berpindah ke metabolisme anaerobik yang
menghasilkan asam laktat sehingga merangsang ujung saraf otot yang menyebabkan
nyeri.
Terapi murrottal Al-Qur’an merupakan terapi dengan
cara mendengarkan suara yang berisi suarat Al-Qur’an yang dinadakan oleh
seseorang qori’/pembaca Al-Qur’an (Siswanti, 2017). Dengan mendengarkan ayat
suci al-Qur’an dapat menurunkan nyeri karena lantunan iramanya yang teratur,
konstan dan tidak ada perubahan yang secara tiba-tiba atau mendadak. Selain itu
murottal Al-Qur’an mempunyai efek relaksasi karena memiliki tempo dan nada yang
rendah. Penurunan intensitas nyeri dalam penelitian ini disebabkan oleh adanya
efek relaksasi yang ditimbulkan dari terapi murottal. Sebesar 65% Al Qur’an
akan memberikan efek relaksasi saat didengarkan (Al Kahel, 2011).
Terapi Murottal Al-Qur’an dapat mengubah suatu getaran
menjadi gelombang suara yang akan ditangkap oleh tubuh sehingga sel-sel dalam
tubuh dapat diaktifkan. Gelombang tersebut akan meminimalisir stimulus
padareseptor nyeri. Kemudian otak akan terangsang dan mengeluarkan analgesik
opioid natural endogen. Opioid ini bersifat permanen untuk memblokade nociceptor
nyeri.
Secara fisiologis daun telinga akan menangkap getaran
suara lantunan Al-Quran kemudian akan dialihkan ke lubang telinga lalu mengenai
membrane timpani (membrane yang ada di dalam telinga) sehingga timbul getaran.
Getaran akan diteruskan ke tulang pendengaran yang bertautan antara satu dengan
lainnya. Oleh saraf N.VIII (Vestibule Cokhlearis) dengan adanya perbedaaan ion
natrium menjadi aliran listrik dapat mengubah rangsangan fisik menuju otak
yaitu di area pendengaran. Area tersebut bertanggung jawab untuk menganalisa
suara kompleks ingatan dalam jangka pendek, menghambat respon motorik yang
diinginkan, perbandingan nada, pendengaran yang serius dan sebagainya.
Area Wernicke merupakan bagian posterotemporalis lobus
yang digunakan untuk meneruskan sinyal bacaan Al-Quran yang semula dari daerah
pendengaran sekunder (area interprestasi auditorik. Di area inilah sinyal dari
area asosiasi somatic, auditorik dan visual
bertemu. Area ini area ini mempunyai kepentingan menyeluruh, area
diagnostic, area interprestasi umum, area asosiasi tersier dan area
pengetahuan.
Area wernicke adalah area yang sangat erat dengan area
pendengaran sekunder dan untuk interprestasi (menafsirkan atau memberi kesan)
bahasa. Peristiwa pengenalan bahasa yang diawali oleh pendengaran membuat
hubungan yang sangat erat. Setelah diolah di area Wernicke sinyal diarea
Wernicke akan dikirim menuju area asosiasi prefrontal melalui berkas yang
menghubungkan dengan area asosiasi prefrontal (pemaknaan peristiwa).
Selanjunya diantarkan ke korteks
auditorik primer dari talamus. Rangsangan akan diteruskan ke medulla spinalis
sebagai pemancar implus nyeri sehingga menghasilkan opioid alami. Opioid ini
bersifat permanen untuk memblokade nociceptor nyeri (Sherwood, 2011).
Murottal Al-Quran dapat mempengaruhi penurunan tingkat nyeri seseorang disamping pengobatan farmakologi dengan memberikan efek relaksasi dan kenyamanan. Peran tenaga kesehatan sangat penting untuk mengedukasi dan melatih melakukan intervensi pengalihan rasa nyeri dengan cara terapi murottal Al-Quran pada pasien nyeri. Dan sebagai terapi komplementer yang mengembangkan intervensi inovasi sebagai tindakan mandiri perawat yang dapat diunggulkan.
Sumber referensi :
Kemenkes RI. 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jogjakarta : Ar-Ruzz.
Embun.
2012. Penelitian Kepustakaan (Library
Research). https://www.banjirembun.com/2012/04/penelitian-kepustakaan.html?=1
Al
Kaheel, A. 2012. Pengobatan Qur’ani: Manjurnya Berobat dengan Alquran. Jakarta:
Amzah.
Andarmoyo,
Sulistyo. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta :
Ar-Ruzz.
Febriani, Tria & Alfi Ari FR. 2019. Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Acute Coronary Syndrome (ACS) dengan Intervensi Inovasi Thai Massage Kombinasi Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dada di Ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Samarinda : Universitas Muhammmadiyah Kaimatan Timur. https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/901
Ghani,
Lannywati, Made Dewi S. & Harli Novriani. 2016. Faktor Resiko Dominan
Penyakit Jantung Koroner di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. Vol
44 No.3. 153-164.
Komentar
Posting Komentar