MENGENAL DIABETES MELITUS PADA ANAK: GEJALA, PENYEBAB, TIPE, DAN CARA PENANGANAN

 


Apa itu Diabetes?

Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas. Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukoa otot, lemak, atau sel-sel lain di tubuh anak.

Gejala Diabetes pada Anak Yang Perlu Diwaspadai

Diabetes dapat terjadi secara perlahan maupun secara mendadak. Namun biasanya pada tahap awal penyakit, diabetes tidak menunjukkan gejala apa pun juga. Bila ada gejala yang muncul, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:

1)      Disfungsi ereksi

2)      Buang air kecil lebih sering dari biasanya, bahkan harus terbangun beberapa kali di malam hari untuk buang air kecil.

3)      Minum dan makan lebih banyak dari anak seusianya pada umumnya.

4)      Terlihat lemas dan lebih cepat lelah.

5)      Luka membutuhkan waktu lama untuk sembuh dan kering

6)      Berat badan turun atau peningkatan berat badannya tak seperti yang seharusnya.

7)      Pada anak perempuan, kadang gejala yang muncul berupa pubertas yang terlambat, atau adanya keputihan di vagina akibat infeksi jamur.

Bila diabetes tidak terkendali, tak jarang menimbulkan komplikasi berupa ketoasidosis diabetik (KAD). Kondisi ini ditandai dengan penumpukan zat kimia yang disebut keton, menimbulkan gejala mual, muntah, nyeri perut, gangguan pernapasan, bahkan bisa menyebabkan kesadaran menurun. Selain itu, dalam jangka panjang, kadar gula darah yang terus menerus tinggi bisa menyebabkan stroke, penyakit jantung, gangguan penglihatan, dan gagal ginjal. Dan bila komplikasi-komplikasi ini terjadi,umumnya tak dapat disembuhkan.

Baik diabetes tipe-1 atau tipe-2 sebenarnya punya ciri-ciri yang hampir serupa. Perbedaannya, penderita diabetes tipe-1 kemungkinan akan mengalami penurunan berat badan meski sedang tidak sedang diet. Selain itu, gejala diabetes di usia anak berkembang secara bertahap dalam hitungan bulan hingga tahunan, dan tak jarang baru bisa terdeteksi lewat medical check-up.

Penyebab Diabetes Pada Anak

Salah satu penyebab munculnya penyakit Diabetes Mellitus ialah akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang salah. Jenis dan jumlah asupan makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh akan banyak berdampak pada kesehatan dan keseimbangan metabolisme tubuh. Banyaknya konsumsi makanan dan minuman dengan kadar glukosa yang tinggi dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes khususnya Diabetes Melitus tipe II.

Tingginya indeks glikemik pada bahan pangan yang dikonsumsi terbukti dapat meningkatkan kadar gula darah pada tubuh. Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa diet dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung indeks gilkemik rendah akan lebih efektif untuk mengendalikan glukosa darah dalam tubuh. Oleh karena itu, diperlukan makanan dan minuman yang tidak menyebabkan terjadinya hiperglikemia atau kadar gula darah dalam tubuh dapat terkontrol.

Banyaknya makanan dan minuman manis (kadar glukosa tinggi) dapat memperbesar terjadinya faktor resiko Diabetes Mellitus. Penderita diabetes mengalami keterbatasan dalam menemukan makanan atau minuman yang sesuai untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh mereka.

Tipe-Tipe Diabetes pada Anak

Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah tipe diabetes yang yang lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Namun diabetes tipe 1 juga terkadang bisa menyerang bayi, balita, dan orang dewasa. Diabetes tipe ini terjadi akibat kelainan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh anak merusak atau menghancurkan pankreasnya sendiri, sehingga fungsi pankreas menjadi terganggu.

Akibatnya, anak yang menderita diabetes tipe 1 hanya menghasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan hormon insulin sama sekali. Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat dan lama kelaamaan merusak organ serta jaringan tubuh.Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya diabetes tipe 1 pada anak belum diketahui. Namun, seorang anak bisa rentan terkena diabetes tipe 1 apabila ia memiliki faktor risiko berikut:

·         Genetik atau keturunan, misalnya memiliki riwayat diabetes tipe 1 dalam keluarga.

·         Riwayat infeksi virus.

·         Pola makan kurang sehat, misalnya sering mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, misalnya permen, es krim, jus buah kemasan, atau buah kering.

 

Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin atau kondisi ketika sel-sel tubuh anak kesulitan menggunakan insulin untuk memanfaatkan gula darah sebagai energi. Pada kasus tertentu, diabetes tipe 2 juga bisa terjadi akibat berkurangnya produksi insulin. Karena terjadinya gangguan tersebut, kadar gula darah anak dapat meningkat. Diabetes tipe 2 biasanya rentan terjadi pada anak berusia berusia di atas 10 tahun atau pada usia remaja.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat anak rentan terkena diabetes tipe 2, yaitu:

·         Memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat penyakit diabetes.

·         Berat badan berlebih atau obesitas pada anak.

·         Kebiasaan sering mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak.

·         Kurang aktif bergerak atau jarang olahraga.

·         Salah satu penyebab munculnya penyakit Diabetes Mellitus ialah akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang salah.

·         Tingginya indeks glikemik pada bahan pangan yang dikonsumsi terbukti dapat meningkatkan kadar gula darah pada tubuh.

·         Banyaknya makanan dan minuman manis (kadar glukosa tinggi) dapat memperbesar terjadinya faktor resiko Diabetes Melitus.

Bagaimana cara menangani diabetes pada anak?

Cara menangani diabetes di usia muda harus disesuaikan dengan jenisnya. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah tetap berada dalam batas normal. Beberapa cara yang bisa dijadikan pilihan untuk mengatasi diabetes, di antaranya:

Suntikan insulin

Bagi penderita diabetes tipe-1, suntikan insulin merupakan obat utama karena tubuh mereka tidak mampu memproduksinya. Ada empat jenis insulin yang dapat digunakan oleh penderita diabetes. Masing-masing jenis dibedakan berdasarkan seberapa cepat cairan tersebut bekerja dan berapa lamakah efeknya bertahan dalam tubuh.

Jenis-jenis insulin yang bisa digunakan, meliputi:

·         Rapid-acting insulin: bekerja 15 menit setelah disuntikkan, efeknya bertahan 3-4 jam

·         Regular (short-acting) insulin: bekerja 30-60 menit setelah disuntikkan, efeknya bertahan 5-8 jam

·         Intermediate-acting insulin: bekerja 1-2 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan 14-16 jam

·         Long-acting insulinbekerja 2 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan hingga 24 jam

·         Ultra long-acting insulinbekerja 6 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan sekitar 36 jam

·         Insulin campurankombinasi antara intermediate-acting insulin dan short-acting insulin

Tak seperti tipe-1, penderita diabetes tipe-2 hanya membutuhkan suntikan insulin ketika kadar gula darah melebih batas normal dan tidak dapat dikendalikan melalui pola makan sehat atau konsumsi obat-obatan.

Konsumsi obat-obatan tertentu

Untuk mengatur insulin dan mengatasi lonjakan gula darah, dokter mungkin akan meresepkan obat seperti metoformin bagi penderita diabetes tipe-2. Sementara itu, pemberian obat untuk penderita diabetes tipe-1 dimaksudkan untuk melindungi organ penting seperti jantung, ginjal, dan hati dari kerusakan.

Menerapkan pola hidup sehat

Menerapkan pola hidup sehat merupakan cara mengatasi diabetes pada anak yang paling sederhana. Beberapa tindakan yang harus dilakukan penderita diabetes antara lain konsumsi makanan sehat, minum air cukup, mengajak anak berolahraga, mengatur aktifitas anak, dan istirahat dengan cukup,.

Kasus Diabetes Melitus Pada Anak di Indonesia

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat pada November 2021 sebanyak 1.346 anak mengalami diabetes. Bahkan 60 hingga 70 persen anak diabetes pernah mengalami kadar gula tinggi. Oleh karena itu deteksi dini diabetes pun sangat penting dilakukan.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, Muhammad Faizi, mengatakan sebanyak 1.346 anak mengalami diabetes. Di antara ribuan anak itu terdapat 167 anak yang menderita diabetes melitus tipe 2. Lalu, sisanya mengalami diabetes melitus tipe 1. Hal tersebut diungkapkan dalam media briefing secara daring mengenai "Update Penanganan Diabetes pada Anak beserta Teknologinya".

Dari banyaknya kasus Diabetes Melitus merupakan hal yang memprihatinkan apalagi jika diabetesnya itu terjadi akibat faktor pola makan yang buruk. Disitu peran orang tua dalam mengedukasi anaknya perlu di perhatikan, peran orang-orang sekitar anak dan gaya hidup yang baik perlu di tingkatkan.

Diabetes Meilitus pada anak memerlukan upaya pencegahan secara intensif agar kasus tidak bertambah. Bertambahnya kasus Diabetes pada anak disebabkan faktor kurangnya edukasi bagi orang tua.  Diperlukannya kebijakan kesehatan bagi penanganan Diabetes Melitus bagi anak, di mana fasilitas dan pelayanan kesehatan menjadi tolok ukur keberhasilan dalam pengendalian kasus Diabetes Melitus.

Jika gejala Diabetes Melitus tidak kunjung sembuh segera lakukan konsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut. Mari terapkan hidup sehat, usia anak, remaja dewasa, maupun tua memiliki resiko Diabetes Melitus. Cegah Diabetes sebelum terjadi!!!!

#staysave

#stayhealth

#saynotadiabetes

Sumber Referensi:

IDAI. Diakses pada April 2022. Waspadai Diabetes Mellitus pada Anak
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada April 2022. Anak Juga Bisa Diabetes

https://www.halodoc.com/artikel/kenali-gejala-awal-diabetes-yang-menyerang-anak

https://www.alodokter.com/diabetes-pada-anak-penyebab-risiko-dan-gejala

https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/diabetes-melitus-di-usia-muda-penyebab-dan-ciri-cirinya

https://www.voaindonesia.com/amp/idai-sebut-1-346-anak-di-indonesia-menderita-diabetes-/6312464.html.


Komentar