Perubahan sistem kesehatan layanan primer ini akan terlihat pada tingkat “Transformasi layanan kesehatan nasional ini menjadi hal yang cukup penting. Suatu keberkahan bagi Indonesia karena dipercaya menjadi tuan rumah dalam pertemuan G20 di Bali, Lombok, dan Yogyakarta tempo hari. Kegiatan ini diikuti oleh 19 negara dan Uni Eropa sehingga mampu mewakili sekitar 60% penduduk dunia. Guna mencapai kesehatan semesta yang disepakati dalam G20, maka Indonesia harus segera melakukan transformasi,” terang Ari.
1.
Transformasi Layanan Primer
Transformasi layanan primer menjadi pilar pertama
dalam transformasi layanan kesehatan nasional yang berfokus pada preventif dan
promotif. Hal ini dilakukan dengan memperbaiki skrining kesehatan dan
meningkatkan kapasitas layanan primer melalui edukasi kesehatan, pencegahan
primer, pencegahan sekunder, serta revitalisasi layanan kesehatan pada
Puskesmas, Posyandu, maupun kunjungan rumah.
2.
Transformasi Layanan Rujukan
Transformasi layanan rujukan menekankan pada
peningkatan kualitas dan pemerataan layanan kesehatan di wilayah pelosok
Indonesia. Dalam realisasinya, transformasi ini dilakukan melalui pembangunan
rumah sakit di kawasan timur Indonesia, melakukan jejaring dengan 6 layanan
unggulan, dan melakukan kemitraan dengan World’s Top Healthcare Centers. Kemenkes
RI telah melakukan berbagai upaya dengan pemerataan layanan rujukan melalui
optimalisasi jejaring rumah sakit (RS) nasional untuk penyakit prioritas
(jantung, strok, kanker, ginjal, kesehatan ibu dan anak), minimal terdapat 1 RS
tingkat paripurna/purnama di setiap provinsi dan 1 RS tingkat madya di setiap
kabupaten, pemberian subsidi dana untuk memenuhi alat kesehatan di 150 RSUD dan
25 RSUP. Dilakukan pula penandatanganan kesepakatan kerja sama oleh 24 gubernur
di Indonesia, serta pendampingan tindakan intervensi dan bedah di 37 RS
terhadap penanganan jantung dan 5 RS untuk penanganan strok.
3.
Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
Transformasi sistem kesehatan memegang peran penting
untuk mempertahankan sistem kesehatan yang baik di tengah ancaman kesehatan
global. “Pilar ini berfokus pada bagaimana cara memproduksi vaksin dan obat di
dalam negeri sehingga nanti bisa terdistribusi dengan cepat kepada masyarakat.
Selain itu, persiapan jejaring dalam rangka mencegah maupun menangani kondisi
gawat darurat juga diperlukan, misalnya dengan melibatkan kerja sama dengan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengadakan tenaga kesehatan
cadangan atau relawan,”
4.
Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan
Transformasi sistem pembiayaan kesehatan berfokus
pada kemudahan dan kesetaraan akses layanan kesehatan, terutama pada masyarakat
yang kurang mampu. Pada regulasi pembiayaan kesehatan, terdapat 3 tujuan yang
ingin dicapai dengan memastikan ketersediaan, memastikan kecukupan dan
berkelanjutan serta teralokasi dengan adil, dan memastikan pemanfaatan yang
efektif serta efisien.
“Sistem pembiayaan di Indonesia terus diperbaiki,
mulai dari yang sifatnya formalitas karena adanya aturan tertulis, lama-lama
jadi lebih tertata. Hingga kini, BPJS masih menjadi asuransi sosial utama yang
bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mendukung efisiensi, jangan sampai ada
penyalahgunaan BPJS. Jika diagnosisnya tepat, maka tindakan yang dilakukan tim
medis akan tepat, begitu pun dengan biaya yang dikeluarkan sehingga semua
berjalan sesuai prosedur standar operasional,”
5.
Transformasi SDM Kesehatan
Pada pilar kelima, transformasi sumber daya manusia
(SDM) kesehatan dititikberatkan oleh pemerataan distribusi tenaga kesehatan di
seluruh pelosok tanah air Indonesia, termasuk di daerah tertinggal perbatasan
dan kepulauan. Dalam realisasinya, pemerintah akan melakukan penambahan kuota
mahasiswa, beasiswa dalam dan luar negeri, dan memberi kemudahan akses bagi
tenaga kesehatan lulusan luar negeri.
6.
Transformasi Teknologi Kesehatan
Transformasi teknologi kesehatan memiliki peran
dalam pemanfaatan teknologi informasi dan bioteknologi yang berada di sektor
kesehatan. Kini, sudah banyak aplikasi digital yang tersebar di masyarakat,
tinggal bagaimana aplikasi tersebut diintegrasikan untuk mendukung sistem
kesehatan nasional. Sebuah pesan menohok disampaikan oleh Ariyanto. “Mau tidak
mau, masyarakat harus menghadapi era revolusi industri 4.0 dan society 5.0
sehingga harus memiliki persiapan yang matang. Teknologi itu ibarat pisau, kalau
ada di tangan koki bisa menciptakan masakan yang enak, tetapi kalau ada di
tangan orang jahat maka akan digunakan untuk membunuh, merampok, dan
sebagainya,”(Anon t.t.)
Referensi
Anon.
t.t. “Memahami Transformasi Layanan Kesehatan di Indonesia.” kumparan.
Diambil 3 Mei 2023
(https://kumparan.com/universitas-ahmad-dahlan/memahami-transformasi-layanan-kesehatan-di-indonesia-2093t1XIbVL).
Komentar
Posting Komentar